awakening

Kamis, 19 Agustus 2010

Seulas senyum dari Mei Lin



( Sebuah catatan kecil persahabatan )
Oleh : Saefullah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Setiap orang mempunyai masa lalu, entah itu masih dijalani ... ataupun telah menjadi bingkisan hati yang sulit terlupakan. Tanpa disadari, semua itu membekas dihati kita, menorehkan luka yang sulit mengering, ataupun membuat kita sering melamun dan tersenyum sendiri.
Membuat kita hilang arah, sedih menyesakkan. Membuat kita memiliki semangat juang untuk masa depan.
”Indah untuk disimpan, tak berarti selalu indah untuk diingat ” ...
***

Entah dari segi apa kumenilai orang, yang kutahu ... aku berusaha menjaga apa yang aku punya, berusaha mengejar apa yang aku impikan. Yang terpenting bisa membahagiakan orang- orang terdekatku, tanpa harus membagi rasa sakit yang kurasakan. Bukankah memberi itu lebih baik dari pada diberi ..... dan bagiku, ”lebih baik ditinggalkan dari pada harus meninggalkan ” .
Kutak pernah mau berkomitmen memilih sesuatu, mungkin karena belumlah sampai pada tujuan hatiku seutuhnya... mungkin karena terlalu banyak keraguanku untuk memilih?? Atau mungkin karena hatiku tak selalu utuh untuk kembali pulih dari luka-luka yang tak pernah mengering.
Tapi entahlah, semua pernyataan hatiku tersebut seakan sirna .... setelah kukenal sosok Mei Lin. Dialah seorang gadis yang mampu memberikan kesan terindah dalam hatiku, untuk satu kali perjumpaan. Manis, sederhana, apa adanya .... bukan : ada apanya ? yang bisa menghapuskan sepi akan sebuah pemikiran yang sejalan, tanpa harus memikirkan jauh tentang cinta.
Awal perjumpaan itu berawal dari serangkaian rasa penasaranku pada sosok Mei Lin; melalui foto, fb, ataupun sebuah nama yang begitu terasa tak asing terdengar ditelingaku ... dan akhirnya kuputuskan untuk mencari tahu siapakah gadis dibalik sebuah nama itu. Akhirnya; untuk yang pertama kalinya rasa penasaranku terwakili dalam sebuah kenyataan, ketika akhirnya kuharus bertemu dengannya dalam situasi yang tak disengaja. Kuberanikan diri untuk bertanya .... ternyata benar: dialah Mei Lin, yang lebih dulu kukenal melalui namanya.
Untuk beberapa kali Mei Lin sering lewat didepanku. Senyumnya ramah, sulit untuk dilupakan ... melekat membekaskan arti dihati. Membuat seseorang ingin mengenalnya. Entah sebatas tersenyum ataupun menengok sejenak diakhir perjumpaan. Semua hal sederhana itu seakan memberikan kesan terbaik bagiku.
***
Handphoneku berdering menandakan satu pesan masuk, setelah sekian lamanya Hpku tak pernah aktif.

” Mas, inget gak? ” ne Mei Lin .... ”
” Mei Lin ... ?? ini Mei Lin ? ??
” Yupz ... ne aku mas, tumben Hpnya aktif ?? ”
” gag tw rasanya males wat ngaktifin Hp, nunggu sms dari Mei tp gag pernah dateng ” :
” dulu Mei sempat sms tapi Hp mas gag aktif ... ”

Sesaat itu ku hanya tersenyum lepas saat mengawali sebuah perkanalanku dengannya, kuberanikan diri untuk membuka hati lebih jauh untuk mengenal Mei Lin ... begitu juga dengannya, itu yang kuharapkan.
***
Sejak mengawali perkenalan itu, semakin kutahu siapa Mei Lin. Memiliki sebuah kepribadian yang menarik, pantas saja begitu dikenal dekat oleh teman- temannya.
Selain dari memikul sebuah tanggung jawab yang besar, dia juga mau mengenal seseorang dengan ramah tanpa harus membenci sebuah kejujuran dan keterbukaan dari orang lain.
Yang kulihat, hidupnya memiliki beberapa pilihan yang harus dijalani, tentang sebuah masa lalu dan sebuah sikap yang harus ditunjukkan pada seseorang yang t’lah menantinya sekian lama untuk sebuah kepastian cintanya. Dia ragu akan hatinya ... perasaannya serba salah untuk memutuskan sesuatu ... terasa sulit memang, jika hati kita masih dalam keadaan yang tak kondusif, sedangkan orang lain mendobrak pintu hati kita dengan beberapa pertanyaan yang menuntut sebuah kepastian. butuh waktu yang cukup lama untuk menunggu pulih hatinya.
Tak penting sebagai apa? Dan siapa? Bagiku, yang terpenting ku telah berusaha untuk mengenalnya dengan baik, entah jalan apa yang kan kudapat kelak: kutak peduli ... yang terpenting ku kenal seorang Mei Lin dalam hidup yang sesaat ini. Kukenal beberapa orang yang kuat hatinya ... dan Mei Lin yang termasuk diantaranya.
***
Dari sekian hal yang kutahu tentangnya, ada beberapa prinsip yang sama dengan prinsip yang kupegang:
” jadikan seseorang sebagai yang pertama dan terakhir dalam hidup ini ”.
Meskipun pada kenyataannya kita mendapati sebuah kegagalan dalam tahapan itu.
Mencari sebuah kepastian memang terasa sulit, bukan berarti memaksakan kehendak agar orang lain menjadi apa yang kita inginkan ... lebih kepada mencari sesuatu yang ideal untuk dijalani dalam hidup ini, terutama perasaan nyaman. Karena yang kita butuhkan dalam hidup ini adalah seorang sahabat: dalam artian sebuah cinta kasih yang tulus, ikhlas. Yang mau mendengarkan keluh kesah kita, menghadirkan perasaan nyaman untuk saat ini ataupun untuk hari tua kelak.
***
Serangkaian perkenalan itu membuatku merasa nyaman tentang sosok Mei Lin. Setiap hal tentangnya kuberusaha untuk tahu ... dan segala sesuatunya t’lah kupersiapkan; termasuk untuk kehilangan sebuah kepercayaan darinya tentangku, terlalu banyak asumsi dan desas- desus tentangku. Apa yang kita pegang tak selamanya kita genggam ......
Perasaanku terasa galau jika harus menghadapi hal tentang masa lalu ataupun menjalin sesuatu hal yang baru, sebab tetap saja permasalahan yang tak terselesaikan selalu membawa imbas pada hal- hal yang sedang dijalani saat ini.
Kumencoba hal baru dengan mencari seorang sahabat. Ada yang pernah bilang padaku; kita bolehlah memiliki teman sebanyak mungkin, akan tetapi untuk memilih seseorang menjadi sahabat tidaklah mudah, dengan kata lain; harus pintar memilih... dan Mei Lin memilihku untuk berjajar diantara orang- orang pilihan itu, untuk menjadi seorang sahabat, untuk saling mengenal lebih dalam.. siapa dia, siapa aku;
Kita saling tahu, aku ataupun Mei Lin masih saling meramu dan meracik obat luka dihati yang belum juga mengering.
Hal- hal kecil tentangnya cukup mudah diingat. Untuk sesekali, ketika hujan turun ataupun badai gemuruh dilangit, membuatku teringat Mei Lin ... dia takut suara gemuruh, entah kenapa hatinya selalu gelisah ketika suara gemuruh itu terdengar. Sebuah perasaan yang sulit ditebak, kosong, entah kenapa?? Beberapa orang mempunyai masalah yang sama ,Mungkin sama halnya denganku yang selalu menantikan hujan; tapi tetap selalu gelisah setelahnya. Rasa sepi tanpa sebab. Seakan terdengar sepi dan hening setelah ramainya gemericik air berjatuhan. Terasa sepi menyesakkan, seperti ketika kau menengadah setelah sujud panjang dan kemudian kau tutup wajah penyesalanmu dengan jari- jemari yang basah oleh air mata hingga menutupi telingamu ... disitulah tempat suara hatimu terdengar. Sepi tapi menyakitkan ......
***
Perasaan nyaman dan suka ada untuknya, tapi bukanlah dalam artian yang jauh. Mungkin karena terlalu lama kutak mengenal cinta, mungkin karena terlalu seringnya kuterjatuh dan terluka. Hingga perbedaan diantara cinta, suka dan sayang pun mengabur ...remang- remang tak jelas makna, yang harus selalu kuhalau hanyalah sebuah ketakutanku. Untukku; cukup jalanilah kehidupan ini dengan sealun nada yang harmoni, tanpa harus memaksakan hati untuk memilih antara cinta, suka ataupun sayang... bila memang tak merasakan sebuah keyakinan yang mendalam.
Semua permasalahan tentang hati menjadi tak berarti .... yang terpenting kita mempunyai banyak teman ataupun seorang sahabat. ?
Karena cinta tak mesti buru- buru, ada yang lebih tahu apa isi hati kita, yang menggerakkan hati kita, yang memastikan jalan cinta kita untuk siapa dan yang menggerakkan hati untuk mencintai ataupun dicintai.... Dialah Sang Pemilk hati .... Rabbul Izzati.
Ingatlah, Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang..... Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang lebih besar dari segalanya dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak ( for my best friend )

” jangan pernah takut untuk kehilangan cinta, karena ikhlas cinta akan datang padamu setelah hatimu siap menerimanya ... ”


” Tetaplah selalu menebarkan senyuman yang ramah, untuk orang- orang terdekatmu. Karena bisa jadi, senyuman yang kau torehkan dalam hidup mereka: mampu menumbuhkan semangat untuk menjalani hidup ini, meskipun hanya seulas senyuman .... yang terpenting adalah ikhlas hatimu ”

Belajarlah untuk melihat permasalahan dari berbagai sisi, karena kunci kebijakan bukan pada orang lain .. melainkan pada diri kita sendiri. Dan orang lain itu hanyalah pembuka mata hati kita yang tertutup: untuk melihat dan membaca tentang apa yang kita rasakan.




Sebuah persembahan untuk :
Mei Lin, .............. Sahabat hatiku,








Thank’s to : ” indonesia-ku ”
yang telah membuka mata hatiku yang tertutup.